pintuplay

Roadmap Internet Cepat Indonesia

Oleh Tim Redaksi Pintuplay ~12 menit baca

Ringkasan Singkat

Internet cepat butuh tiga hal yang berjalan bersamaan: infrastruktur yang tepat (fiber, 5G/FWA, satelit), kebijakan yang pro-ekosistem (spektrum, perizinan, interkoneksi), dan adopsi pengguna (literasi, perangkat, konten lokal). Roadmap ini merangkum langkah praktis 12 bulan berikut indikator terukur.

Target Nasional (Kecepatan, Latensi, Cakupan)

  • Kecepatan median rumah: ≥ 100 Mbps di kota, ≥ 30 Mbps di non-kota.
  • Latensi: < 20 ms ke IXP nasional, < 80 ms ke konten regional.
  • Cakupan: 95% populasi punya akses broadband ≥ 30 Mbps, harga ≤ 2% dari pendapatan bulanan median.

Pilar Infrastruktur (Backbone–Last Mile)

Backbone & Metro

  • Perluas fiber backbone & ring redundan untuk ketahanan.
  • Kota-kota utama: metro ethernet dengan kapasitas 100G siap-skala.

Last Mile

  • FTTH di permukiman padat dan perumahan baru (wajib duct bersama).
  • 5G/FWA untuk wilayah suburban; satelit orbit rendah untuk daerah sulit.

Kebijakan Spektrum, Izin, & Kompetisi

  • Spektrum: lelang transparan, dukung spectrum sharing, dan refarming pita “emas”.
  • Perizinan: sederhanakan right-of-way, standar micro-trenching, dan satu pintu untuk utilitas bersama.
  • Kompetisi: dorong open-access di gedung/permukiman; larang eksklusif yang menghambat pilihan konsumen.

Interkoneksi, IXP, & Caching

Biaya dan latensi banyak terjadi di interkoneksi. Solusi:

  • Perkuat IXP (Internet Exchange) di beberapa wilayah agar trafik lokal tetap lokal.
  • Fasilitasi cache/edge penyedia konten besar di kota sekunder.
  • Standar minimal kapasitas peering antar-operator untuk mencegah kongesti jam sibuk.

Kualitas Layanan & Perlindungan Konsumen

  • Tetapkan QoS minimum (throughput jam sibuk, latensi, jitter, packet loss).
  • Transparansi kecepatan: tampilkan “kecepatan jam sibuk tipikal”.
  • Portal pengaduan terpadu + batas SLA kompensasi jika gangguan melebihi ambang.

Inklusi: Desa, Sekolah, & UMKM

  • Program akses sekolah/puskesmas: FWA/FTTH prioritas + paket edukasi terjangkau.
  • Literasi digital dan keamanan siber dasar untuk orang tua, guru, UMKM.
  • Skema voucher UMKM untuk migrasi ke kasir/akuntansi berbasis cloud.

Pendanaan: USO, PPP, Insentif

  • Optimalkan dana USO untuk daerah non-komersial (tower bersama, satelit).
  • PPP: pemerintah bangun pasif (duct, tiang, lahan), operator sediakan aktif.
  • Insentif fiskal untuk impor perangkat jaringan kritikal dan produksi lokal ONT/ONT Wi-Fi.

Timeline 12 Bulan & Tonggak

0–30 hari

  • Bentuk task force lintas instansi + dasbor KPI publik.
  • Inventarisasi peta serat, coverage 4G/5G, dan titik buta layanan.

31–90 hari

  • Rilis regulasi duct bersama & standar micro-trenching.
  • Kickoff pilot FTTH di 3 kota padat & FWA di 3 wilayah suburban.
  • Perluas IXP regional + program edge caching.

91–180 hari

  • Refarming pita prioritas + alokasi sementara trial sharing untuk FWA.
  • Pasang 10.000 rumah FTTH set/bulan di kota pilot; aktifkan 500 site FWA.
  • Implementasi QoS minimum & portal SLA kompensasi.

181–365 hari

  • Skala nasional: tambah 6–8 kota FTTH & 10 wilayah FWA.
  • Tarif paket entry 30 Mbps capai ambang keterjangkauan.
  • Semua sekolah pilot terhubung ≥ 50 Mbps + pelatihan literasi digital.

KPI & Dasbor Publik

IndikatorTarget 12 bulan
Median kecepatan (nasional)≥ 60 Mbps (mobile), ≥ 120 Mbps (fixed)
Latensi ke IXP< 20 ms (80% sampel jam sibuk)
Rumah terjangkau 30 Mbps≥ 95% populasi
Harga paket entry 30 Mbps≤ 2% pendapatan bulanan median
Sekolah/puskesmas terhubung+10.000 lokasi prioritas

Risiko Utama & Mitigasi

Risiko

  • Keterlambatan izin & right-of-way
  • Kapasitas interkoneksi macet
  • Kurang kompetitif di perumahan/gedung
  • Biaya perangkat pengguna (CPE) tinggi

Mitigasi

  • Satu pintu izin & SLA layanan izin
  • IXP regional + kewajiban peering minimum
  • Open-access gedung & larangan eksklusif
  • Subsidi/insentif CPE & bundling operator

Inti: prioritaskan fiber di mana pun mungkin, padukan 5G/FWA untuk mempercepat cakupan, dan gunakan satelit untuk wilayah yang paling menantang—semuanya ditopang kebijakan interkoneksi & kualitas layanan yang tegas.

Tanya Jawab

Mana yang lebih prioritas: fiber atau 5G?
Fiber untuk kapasitas jangka panjang dan biaya per-Mbps paling efisien; 5G/FWA untuk percepatan cakupan saat demand sudah ada tapi penarikan serat memakan waktu.
Apakah satelit cukup untuk sekolah di daerah terpencil?
Cukup sebagai jembatan—targetkan migrasi ke fiber/FWA ketika tersedia. Optimalkan dengan caching konten pendidikan di sisi lokal.